Aku tak pernah memahami
Alasan terlalu sulit mendeskripsikan
Anganku yang berlebihan
Atau mimpi ini memang besar?
Tuhan lebih tahu dari cukup
Waktu lebih bijak memijak masa
Dunia lebih pandai sembunyikan takdir
Dan kita tak lebih dari manusia
Yang hanya mampu meraba serupa mungkin
Malam dan pagi juga ikut berpartisipasi
Malam yang bekerja memikul mimpi
Pagi yang berusaha mencerahkan asa
Dan kita jadi pemeran dalam skenario-Nya yang luar biasa
Di masa-masa bergulir
Pastilah ada terjal
Yang sepertinya serupa pemusnah mimpi
Hingga saat lalai bisa saja jadi duri
Pengikis segala yang telah termiliki
Rahasia besar telah menjadi tuan
Mati adalah ujung pertahanan
Kita adalah yang bertahan
Dan, waktu tetap sebaik-baiknya penantian
Melihat langit Biru, 140119
Sip
Tapi, menanti itu menjemukan, Dinda. Mengertilah.
Aku rasa dirimu tidak mengerti. Hiks.ππ€
Selamat pagi. Dapat salam dari fajar dan mentari. Wkwkwk.πΆ
Aku mengerti. Sangat mengerti. Salahnya waktu tak menghiraukan pengertianku kita itu..
πͺ
Fajar dan mentari memang paling baik. Tak pernah lupa membuat pagi lebih berarti. Walau hanya sekadar sapa semangat. Sederhana pun tetap menyenangkan hatiπ
curhat Buk? *kaborr
Huahahaa.. Apaan. Tukang puisi harus gitu
π
Kabe kabe lebay eaak..
Ampooon. Ajarin aku jadi puisier dong ππ